Kelola Sampah dari Hulu, Dorong Pariwisata Hijau Berkelanjutan di Indonesia
Nasional โ Kelompok 3 Peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XVII Tahun 2025 merilis sebuah Policy Brief bertajuk โTata Kelola Berbasis Sumber untuk Wisata Hijau: Dari Sampah ke Keberlanjutanโ. Dokumen ini menekankan pentingnya pengelolaan sampah sejak dari sumbernya sebagai kunci menjaga daya tarik destinasi wisata di Indonesia.
Dalam ringkasan eksekutifnya, Policy Brief ini menyebut bahwa aktivitas pariwisata menyumbang hampir 17% dari total timbulan sampah nasional setiap tahun. Hal ini berdampak pada lingkungan, ekosistem pesisir, hingga citra destinasi wisata di mata wisatawan global. Padahal, 73% wisatawan dunia kini lebih memilih destinasi yang dinilai berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Walaupun sektor pariwisata berkontribusi 4,1% terhadap PDB nasional pada tahun 2024, pengelolaan sampah di destinasi wisata masih menghadapi tantangan besar. Sekitar 69% sampah masih berakhir di TPA, hanya sebagian kecil yang didaur ulang, dan sisanya mencemari lingkungan.
Policy Brief ini mengusulkan Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber, yakni pemilahan dan pengolahan sampah dari rumah tangga, pelaku usaha wisata, hotel, restoran, hingga fasilitas publik. Pendekatan ini terbukti mampu menurunkan timbulan sampah hingga 30โ40% dan menggerakkan ekonomi sirkular lokal, sesuai dengan RPJMN 2025โ2029 dan agenda Asta Cita Pemerintah dalam pembangunan ekonomi hijau.
Selain itu, dokumen tersebut membandingkan praktik pengelolaan sampah dari beberapa negara, seperti Jepang dengan program Zero Waste, Jerman dengan Deposit Refund System, hingga Korea Selatan yang menerapkan Smart Waste Management berbasis IoT, yang semuanya memiliki relevansi kuat untuk diterapkan dalam konteks pariwisata Indonesia.
Policy Brief ini juga merekomendasikan lima langkah strategis, yaitu:
- Harmonisasi regulasi berbasis Zero Waste
- Penerapan sistem pengembalian kemasan plastik (DRS) secara nasional
- Insentif ekonomi untuk usaha hijau dan UMKM daur ulang
- Digitalisasi sistem persampahan dan Waste-to-Energy
- Edukasi budaya bersih dari sekolah dan komunitas
Upaya ini diyakini tidak hanya mengatasi persoalan sampah, tetapi juga meningkatkan daya tarik wisata, mendorong ekonomi lokal, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan menuju Indonesia Emas 2045.
Tags:
Komentar (0)
Tinggalkan Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!
Berita Terkait
Gubernur Dorong Pelestarian dan Pengembangan Budaya-Seni Papua Selatan
Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo, membuka Festival Budaya Papua Selatan di GOR Hiad Sai Merauke, Rabu (29/10/2025). Ia menekankan pentingnya melestarikan dan mengembangkan budaya serta kesenian daerah, dan mendorong agar kegiatan serupa rutin digelar sebagai bagian dari upaya menjaga warisan leluhur.
BKPSDM Provinsi Bali Gelar Seminar Implementasi Proyek Perubahan PKN Tk. II Angkatan XVII Tahun 2025
Denpasar โ Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Provinsi Bali menyelenggarakan Seminar Implementasi Proyek Perubahan yang diikuti oleh 36 peserta pada Rabu, 29 Oktober 2025,...